Selasa, 26 Februari 2013

Enang Daeng Soemanjang - The Last Tomakaka of Mambie


Enang Daeng Soemanjang (Tomakaka Mambie)
bersama Sariallo binti Norang (Istri)


Enang Daeng Soemanjang, Lahir di Mambie pada tanggal 30 Agustus 1913. Putra keempat dari pasangan Dude Daeng Bone (Tomakaka Mambie) dan Simburang (Anak Indona Talippuki/Indo Lemba di Pada). Cucu dari pasangan Petampi (Tomakaka Rante Mambie) dan Daeng Marreting (Songko’na Lisuang Ada’). Petampi (Tomakaka Rante Mambie) anak dari Daeng Marrapa yang istrinya bernama Mentang dan merupakan cucu dari Nene’ Rondobulahan yang merupakan anak dari Nene’ Daeng Matana sebagai penguasa Rante Mambie dan merupakan keturunan langsung dari Nene’ Pongka Padang dan Tori Je’ne sebagai asal muasal Berdirinya Kerajaan Pitu Ulunna Salu (PUS).

Enang Daeng Soemanjang adalah Tomakaka Mambie yang terakhir. Dia bergelar Tomakaka di Rante Mambie, sekaligus sebagai Kepala Distrik Mambie terhitung Mulai tanggal 19 Mei 1941 sampai dengan 28 Pebruari 1963. Masyarakat Mambie dan Pitu Ulunna Salu (PUS) lebih mengenalnya dengan sapaan Parengnge’ Mambie.

Ketokohannya sebagai Tomakaka di Mambie (Lantang Kada Nene) dikenal luas di seluruh wilayah Pitu Ulunna Salu (PUS). Selain karena beliau adalah Kepala Pemerintahan di Distrik Mambie yang diakui oleh pemerintah Kolonial Belanda dan Juga oleh Pemerintah Kabupaten Polewali Mamasa Propinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara kala itu. Pengakuan pemerintah Kolonial Belanda atas gelar Tomakaka yang yang disandang oleh Enang Daeng Soemanjang melalui Surat Keputusan (Acte Van Aanstelling) tanggal 19 Mei 1941 Nomor 314 yang mengangkatnya sebagai Kepala Distrik Mambie, Onderafdeeling Mamasa, Afdeeling Mandar, Residen Celebes.

Pada tanggal 25 Juni 1931, Enang Daeng Soemanjang menamatkan pendidikan di Sekolah Negeri Mambie Afdeeling Mandar sesuai sertifikat ijazah yang di keluarkan oleh INL SCHOOLOPZIENER Madjene Afdeeling Mandar.  Terhitung mulai tanggal 01 Pebruari 1932 sampai dengan 30 Juni 1933, Ia Magang di Kantor H.B.A. Mambie. Dan Selanjutnya diserahi tugas oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebagai Teleponis di Mambie, terhitung mulai tanggal 01 Juli 1933 sampai dengan 18 Mei 1941. Setelah itu, Ia diangkat sebagai Kepala Distrik Mambie pada tanggal 19 Mei 1941 sesuai dengan Surat Keputusan (Acte Van Aanstelling) tanggal 19 Mei 1941 Nomor 314 yang ditandatangani oleh Sekretaris Residen Celebes. Jabatan sebagai Kepala Distrik Mambie, Onderafdeeling Mamasa, Afdeeling Mandar, Residen Celebes diembannya selama kurang lebih 21 tahun 9 bulan (19 Mei 1941 sampai dengan 28 Pebruari 1963).

Terhitung mulai tanggal 01 Maret  1963, Enang Daeng Soemanjang diangkat sebagai Pegawai Daerah (Perakit Tata Usaha) pada Kantor Bupati Kepala Daerah Kabupaten Pelewali Mamasa Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara, diperbantukan pada kantor Kepala Kecamatan Mambi di Mambi, sesuai Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Polewali Mamasa, Nomor 40/PD tanggal 05 April 1963, yang ditandatangani oleh A. HASAN MANGGA’ sebagai Bupati/Kepala Daerah Polewali Mamasa.

Enang Daeng Soemanjang menyerahkan/meletakkan jabatannya selaku Tomakaka Mambie pada tanggal 03 Oktober 1982 pada suatu rapat adat yang dihadiri oleh tokoh-tokoh adat Mambie, Keturunan Tomakaka Mambie, Pangngulu Tau, Indolemba, Dapo'na Ada', Tokoh Adat seperti Pallabuang, Buda, Ganti, Kepala Talippuki, Kepala Sendana, dan lain-lain. Peserta rapat adat kala itu dihadiri kurang lebih 30 (tiga puluh) orang. Hal ini dijelaskan oleh Enang Daeng Sumanjang dalam sebuah catatan hariannya tertanggal 07 Oktober 1982,  dimana paragraf penutupnya menyatakan, "Demikian catatan ini untuk digunakan Anak - Cucu dihari-hari mendatang".




Enang Daeng Soemanjang, wafat di Mambie pada tanggal 13 Desember 1990 dan di makamkan di Mambi disamping makam istrinya Sariallo Binti Norang yang merupakan putri dari Pangngulu Tau di Rante Mambie.

Silsilah Enang Daeng Soemanjang

Keluarga Enang Daeng Soemanjang

Enang Daeng Soemanjang beristrikan Sariallo Binti Norang yang merupakan Putri Pangulu Tau di Mambie. Mereka di karunia 11 (sebelas) orang anak, yaitu:
1.       Hadara Enang                     (Perempuan)
2.       Abdul Aziz Enang               (Laki-Laki)
3.       Abdul Rahman Enang         (Laki-Laki)
4.       Rina Enang                         (Perempuan)
5.       Abdul Muis Enang              (Laki-Laki)
6.       Nuraeny Enang                   (Perempuan)
7.       Ahkamil Enang                    (Laki-Laki)
8.       Sarifuddin Enang                 (Laki-Laki)
9.       Nuraida Enang                    (Perempuan)
10.    Hadaeni Enang                   (Perempuan)
11.    Rahmading Enang               (Laki-Laki)


*****  Bahan Penyusunan Biography Enang Daeng Soemanjang – The Last Tomakaka of Mambie
             Pitu Ulunna Salu (PUS)*****

Diedit tanggal 23-12-2019



6 komentar:

  1. Terima kasih atas tulisan di atas, saya bisa lebih mengenal sejarah hidup beliau. Mungkin bisa ditambah dengan catatan kecil yang tak pernah diceritakan sebelumnya..

    BalasHapus
  2. Ternyata ada blognya, terima kasih banyak.. saya bisa lebih mengenal sosok tomakaka
    Bermanfaat sekali :D

    BalasHapus
  3. Sgt bermanfaat untuk generasi yg akan dtng...

    BalasHapus
  4. Sgt bermanfaat untuk generasi yg akan dtng...

    BalasHapus
  5. thank's informasinya :), tapi saya rasa belum lengkap karena saya belum mengetahui siapa kakek dan nenek buyut saya dan bagaimana asal usul sehingga adanya keberadaan sebuah desa terpencil di atas gunung hingga saat ini yang biasa disebut atau terdengar dengan namanya yang sangat khas yaitu MAMBIE :)

    Mohon infonya admin :)

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah ini adalah sejarah orang tua yg tak akan lekang oleh waktu

    BalasHapus